Libatkan Peran Aktif Masyarakat Adat untuk Konservasi, YCMM Berikan Insentif
- ycmmentawai
- 1 Jul
- 2 menit membaca

MADOBAG— Partisipasi dan keterlibatan masyarakat adat dalam upaya perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam sangat penting sebagai aksi usus. Pendekatan ini efektif karena masyarakat adat memiliki pengetahuan dan kearifan lokal yang terbukti mampu menjaga keseimbangan alam turun temurun.
Pelibatan aktif masyarakat adat ini dilakukan Yayasan Citra Mandiri Mentawai di Mentawai, salah satunya di Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan.
Program Manager Konservasi Berbasis Masyarakat YCMM, Askurnis dalam sosialisasi program di Madobag mengatakan konservasi wilayah adat ini merupakan upaya perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam di suatu wilayah secara berkelanjutan agar sumber daya alam yang ada di kawasan tersebut tetap terjaga dan lestari meskipun ada kegiatan pemanfaatan di dalamnya.
“Kegiatan ini akan dimulai di Uma Samalelet di Desa Madobag, kesepakatan atas bersama anggota uma yang akan mengambil wilayah konservasi seluas 100 hektar, dan kita akan memberikan insentif konservasi kepada uma sebesar Rp200 juta, insentif ini diberikan sebagai bentuk penghargaan atas kegiatan konservasi yang akan dilakukan oleh uma,” kata Askurnis dalam sosialisasi kepada warga dan Pemerintah Desa Madobag, pada Senin (30/6/2025).
Menanggapi itu, Kepala Desa Madobag, Yohanes Tasirikeru yang hadir pada saat sosialisasi tersebut menyampaikan penghargaan kepada YCMM yang telah menginisiasi kegiatan ini. Dia berharap masyarakat mampu menjaga, melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alamnya dengan baik dan insentif ini dapat dimanfaatkan dan dikelola dalam bentuk usaha sehingga uangnya tidak habis begitu saja.
Senada dengan kepala desa, Ketua BPD Desa Madobag, Markus Salakopak menyampaikan program ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan konservasi di tanah sukunya, dan imbal baliknya yang diperoleh masyarakat juga jelas akan mendapatkan insentif langsung dari kegiatan konservasi ini.
“Semoga ini bisa dikelola dengan baik dan supaya menjadi contoh di masyarakat mentawai, ketika menjaga dan mengelola hutannya dengan baik, maka akan ada insentif yang didapat,” katanya.
Sementara Sikebbukat Uma Samalelet, Walter Samalelet memastikan bahwa anggota sukunya telah menyepakati kegiatan konservasi ini dan akan menjalankannya dengan peredaman YCMM.
“Semoga kegiatan kami ini berjalan lancar dan kami mampu mengelola dana insentifnya dengan baik sehingga masyarakat suku merasakan manfaat dari menjaga hutan kami,” ujarnya.
Kegiatan konservasi ini diawali dengan Persetujuan Awal Tanpa Paksaan dan Berdasarkan Informasi (FPIC) lalu sosialisasi kepada masyarakat terutama uma yang wilayah adatnya terlibat dalam upaya konservasi.
“Setelah ini kami akan berdiskusi untuk membentuk tim konservasi, menyusun rencana kerja perlindungan hutan, dan nanti akan ada patroli yang akan dilakukan oleh kelompok konservasi di wilayah yang akan dijadikan contoh konservasi wilayah,” jelas Askurnis.
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, juga dilakukan penandatanganan berita acara sosialisasi dan dan serah terima surat persetujuan dan deklarasi bersama program konservasi hutan berbasis masyarakat oleh Kepala Desa Madobag, Yohanes kepada Walter Samalelet.
Comments